Komodor laut Yos Sudarso |
Dalam pertempuran ini yang begitu heroik, telah lahir banyak pahlawan-pahlawan nasional yang berjuang tanpa pamrih dalam kepentingan bangsa walau dari segi persenjataan melawan kekuatan asing sangat tidak seimbang. Salah satu yang terkenal dalam pertempuran Laut Aru adalah Komodor Laut Yos Sudarso.
Sungguh-sungguh heroik pertempuran laut tersebut walau sangat tidak seimbang..
Pertempuran Laut Arafuru sendiri sangat berkaitan dengan operasi trikora yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno untuk membebaskan Irian Barat dari cengkeraman Belanda, yang terus menerus menyatakan bahwa Irian Barat bukan bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pertempuran Laut Aru sendiri sebenarnya sama sekali tidak direncanakan oleh Pihak RI, mengingat persenjataan dan kapal perang yang dimiliki sama sekali tidak memadai bila harus bertempur frontal satu lawan satu dengan kapal perang yang dimiliki oleh Belanda pada saat itu.
Peristiwa itu sendiri bermula dari upaya untuk "memasukkan " sukarelawan dari orang-orang asli Irian ke kawasan Irian dengan "menumpang" kapal Perang Angkatan Laut Republik Indonesia.
Tersebutlah nama kapal-kapal bersejarah itu adalah KRI Harimau, KRI Macan Tutul dan KRI Macan Kumbang.
Kolonel Soedomo adalah pimpinan dari upaya "inflitrasi" yang berbahaya, rawan dan tingkat resiko kegagalan yang amat tinggi..
Mendengar rekan sejawatnya pergi, Deputi I Angkatan Laut, Komodor Laut Yosaphat Sudarso juga menyatakan pergi dalam "inflitrasi". Kolonel Soedomo yang tahu bahwa dampak politisnya bila Komodor Yos Sudarso berangkat, karena posisi Komodor Yos Sudarso adalah orang nomor 2 di Angkatan Laut waktu itu. Dengan halus Kolonel Soedomo menyarankan Kolonel Yos Sudarso tidak ikut. Namun Komodor Yos Sudarso ngotot ingin berangkat dan tidak bisa dihalan-halangi lagi.
Dan yang terburuk terjadi, ketika iring-iringan kapal perang indonesia dideteksi oleh radar Belanda..Karena persenjataan yang tidak seimbang, Kolonel Soedomo memerintahkan semua kapal untuk menghindar dan berbalik arah untuk tidak melawan secara frontal kapal-kapal perang Belanda.
Namun, kapal yang ditumpangi Komodor Laut Yos Sudarso (KRI Macan Tutul) dalam beberapa cerita malah mendatangi kapal-kapal perang Belanda dan membiarkan KRI Macan Tutul menjadi sasaran dan bulan-bulanan dan menyelamatkan 2 kapal perang Indonesia lainnya.
Dan KRI Macan Tutul akhirnya tenggelam dihajar oleh rudal-rudal kapal Belanda, Komodor Yos Sudarso, Kapten Kapal Kapten Wiratno dan beberapa ABK Kapal tewas tenggelam bersama KRI Macan Tutul.
Untuk mengenang keberanian dan jiwa patriotisme itu, tiap tanggal 15 Januari diperingati sebagai Hari Dharma Samudra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar